kursor

Animated Dance Dance Revolution DDR Red

Minggu, 25 Januari 2015

Peluang Bahasa Jerman Di Dunia Kerja


            Siapa yang tidak mengenal negara Jerman? Negara yang terkenal dengan produknya yang berkualitas tinggi, kompetisi sepakbola, komponis musik klasik, para ilmuwan dan mungkin juga sejarahnya. Banyak barang kebutuhan sehari-hari yang digunakan masyarakat Indonesia berasal dari Jerman, tentu saja karena kualitas yang baik maka harganya pun relatif lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang berasal dari negara lain. Dari mulai alat rumah tangga seperti pisau produk Solingen, alat sekolah seperti pinsil dan penghapus produk Städtler, barang elektronik seperti telepon genggam produk Siemens, sampai ke otomotif seperti mobil BMW, Audi dan Mercedes, semua berasal dari Jerman. Begitu terkenal dan familiernya produk-produk Jerman, sehingga banyak orang yang tergerak untuk mempelajari bahasanya, karena bahasa Jerman merupakan bahasa yang menduduki urutan kedua setelah bahasa Inggris yang digunakan di internet (http://de.wikipedia.org/wiki, diakses tanggal 5 Juli 2008), di urutan ketiga setelah bahasa Inggris dan Perancis sebagai bahasa sumber buku yang diterjemahkan (Tatsachen über Deutschland, 2007), sebagai bahasa ibu dari lebih 100 juta orang (http://de.wikipedia.org/wiki). Di samping itu, bahasa Jerman juga merupakan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Johannes Gutenberg telah mengubah dunia dengan ditemukannya teknik cetak dengan huruf yang dapat digerakkan. Karl Marx telah mengubah ”Ekonomi Politik”. Gottfried Wilhelm Leibniz seorang filsuf, ahli matematika, hukum dan teknik menemukan sistem numerik biner dan mengembangkan perhitungan infinitesimal.  Löb Strauss yang dilahirkan di kota Buttenheim, dan dikemudian hari namanya lebih dikenal sebagai Levi Strauss telah menemukan celana yang kuat berbahan denim yang dapat digunakan sebagai celana kerja untuk para penambang emas, dan hingga kini celana Jeans bermerk Levi Strauss masih tetap digemari oleh semua kalangan. Di bidang musik dikenal komponis musik klasik Georg Friedrich Händel, Ludwig van Beethoven, Johann Sebastian Bach, dan masih banyak lainnya.

Mengapa Memilih Bahasa Jerman?
            Begitu banyak faktor yang menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Jerman, hingga banyak orang asing yang berusaha mempelajari bahasanya. Sampai saat ini tercatat sebanyak 20 juta pembelajar di seluruh dunia yang mempelajari bahasa Jerman sebagai bahasa asing, sedangkan di negara-negara yang tergabung di dalam uni Eropa tercatat sebanyak 55 juta penduduk yang menguasai bahasa Jerman sebagai bahasa asing dan di antaranya 6 juta orang bertempat tinggal di Jerman (http://de.wikipedia.org/wiki, diakses tanggal 5 Juli 2008). Selain di negara Jerman, bahasa Jerman merupakan bahasa resmi di Uni Eropa dan di negara Austria, Swiss, Liechtenstein, Belgia, dan di Tirol Selatan– Italia. Adapun di Luxemburg bahasa Jerman merupakan bahasa yang digunakan dalam media cetak (koran, majalah dan papan petunjuk) dan bahasa gereja, sedangkan di Denmark, Perancis, Polandia, Ceko, Rusia, Rumania, Hongaria, Brasilia, Kanada, Namibia, Paraguay, dan USA bahasa Jerman merupakan bahasa yang digunakan oleh sekelompok minoritas masyarakat.
            Di Indonesia, bahasa Jerman termasuk ke dalam kategori bahasa asing dan mulai diperkenalkan secara formal di sekolah menengah atas sejak kelas satu, baik di jurusan Bahasa, IPS maupun IPA. Bagi siswa yang tertarik mempelajari atau memperdalam bahasa Jerman bisa melanjutkan ke universitas atau ke sekolah tinggi bahasa asing yang menyelenggarakan program studi bahasa Jerman.  Sampai saat ini tercatat sebanyak 14 universitas dan sekolah tinggi yang memiliki jurusan bahasa Jerman, terdiri dari 12 universitas negeri, dan 2 universitas swasta (Data peserta Germanistentreffen 2007). Di samping itu, banyak lembaga nonformal yang juga menawarkan kursus bahasa Jerman, termasuk Goethe Institut yang merupakan pusat kebudayaan Jerman yang bertugas mempromosikan bahasa Jerman di seluruh dunia dan memfasilitasi berbagai kebutuhan yang terkait dengan bahasa Jerman. Ada berbagai latar belakang yang mendasari orang mempelajari bahasa Jerman, mulai dari alasan studi di Jerman, penelitian, bekerja, liburan, rekreasi, sampai menetap di Jerman untuk mengikuti pasangan hidup. Beberapa alasan yang dikemukakan oleh sebagian besar mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Fakultas Sastra di Universitas Negeri Malang, mengapa mereka memilih bahasa Jerman sebagai bidang yang diminati antara lain: bahasa Jerman merupakan bahasa yang menarik untuk dipelajari, membaca tulisan berbahasa Jerman tidak sulit, ingin menjadi guru bahasa Jerman, ingin bekerja di perusahaan Jerman baik yang berada di Indonesia maupun di negara-negara berbahasa Jerman, ingin menjadi pemandu wisata, ingin menjadi penerjemah, ingin mengunjungi negara Jerman, ingin melanjutkan kuliah, bahkan tidak sedikit pula mahasiswi yang ingin menikah dengan orang Jerman. Untuk mewadahi berbagai aspirasi dan kebutuhan masyarakat melalui pembelajaran bahasa Jerman, maka setiap universitas berusaha mengembangkan kurikulum dengan berbagai kekhususan dan ciri khasnya untuk menyiapkan mahasiswanya agar mereka memiliki kompetensi berbahasa Jerman lisan dan tulisan dengan baik dan kompetensi penunjang lainnya sesuai dengan kebutuhan lapangan. Setiap universitas menetapkan matakuliah ciri khas dan kekhususan sesuai dengan kondisi wilayahnya. Pembelajaran bahasa Jerman di Jakarta mempunyai kekhususan yang berbeda dengan di Yogyakarta, di Makassar, di Manado dan mungkin juga dengan kota terdekatnya yaitu Bandung. Bahkan untuk pembelajaran bahasa Jerman yang berlangsung di kota yang sama  seperti di Bandung, tentu ada perbedaan yang mendasar antara Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan Universitas Pajajaran (UNPAD), dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA).
            Di samping perbedaan, tentu saja inti perkuliahan bahasa Jerman sebagian besar sama, yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis, disertai kompetensi pendukung lainnya seperti pranata masyarakat Jerman, pengetahuan linguistik dan sastra, serta matakuliah umum. Berikut ini adalah gambaran tujuan penyelenggaran perkuliahan di Jurusan Sastra Jerman, Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Program ini bertujuan menghasilkan guru bahasa Jerman dengan kemampuan lengkap. Artinya, guru yang berkemampuan bahasa Jermannya layak diteladani, memiliki pengetahuan tentang kebahasaan dan latar belakang budaya dan sastra masyarakat penutur asli bahasa Jerman, memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengajarkan bahasa tersebut, melakukan evaluasi dengan cermat, memiliki kemampuan dasar menerjemahkan teks dari dan ke bahasa Jerman, memiliki kemampuan dasar dan keterampilan tentang dunia kepariwisataan Indonesia, dan juga menghargai bahasa Jerman serta masyarakat penutur aslinya (Katalog Jurusan Sastra Jerman, 2007).
      Sebagai alat ukur kemampuan bahasa Jerman standar internasional, saat ini telah dikembangkan standar kemampuan bahasa Eropa yang disebut dengan Europäische Referenzrahmen  dan kemampuan dikelompokkan menjadi enam tingkatan yaitu A1, A2, B1, B2, C1 dan C2 (Glaboniat, 2005). Tingkatan A menunjukkan kemampuan dasar, tingkatan B kemampuan tingkat menengah dan tingkat C kemampuan tingkat lanjut. Adapun yang berwenang untuk menyelenggarakan uji kemampuan bahasa dengan standar Eropa ini adalah Goethe Institut. Lulusan S1 bahasa Jerman selayaknya berada pada tingkatan menengah B2. Sementara itu, sebelas universitas eks IKIP telah bersepakat untuk menyelenggarakan uji kemampuan bahasa Jerman tingkat dasar taraf nasional yang disebut Zertifikat Deutsch für indonesisch-Deutschstudenten (ZiDS). Kesepakatan tersebut ditandangani oleh Dirjen Dikti dan Goethe Institut. Dengan dilaksanakannya tes kemampuan bahasa Jerman nasional, standar kemampuan dasar bahasa Jerman secara nasional sama dan dapat diakui, serta diharapkan sertifikat ZiDS dapat membantu mengatasi tingginya biaya tes yang bertaraf internasional. Namun sangat disayangkan, mulai Januari tahun 2008 telah ditetapkan bahwa semua yang mengajukan permohonan visa ke Jerman harus mampu menunjukkan kemampuan bahasa Jerman tingkat dasar yang dibuktikan dengan sertifikat A1 dan seterusnya. Apakah ini merupakan gejala ketidakpercayaan pemerintah Jerman, khususnya kedutaan Jerman di Indonesia terhadap pembelajaran bahasa Jerman di Indonesia atau apakah ada unsur politik tersembunyi?
      Terlepas dari penerapan peraturan baru tersebut dan perbedaan ciri khas pembelajaran bahasa Jerman di setiap universitas, ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan bahasa Jerman untuk menghadapi dunia kerja. Untuk kompetensi bahasa Jerman, ilmu bahasa dan pengetahuan pendukung lainnya tentu saja menjadi tanggung jawab masing-masing universitas. Namun pada kenyataannya, tidak semua kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja dapat diberikan oleh pendidikan formal. Hal ini muncul akibat dari perubahan kondisi di masyarakat yang sangat cepat sehingga dunia kerja menjadi sangat dinamis. Sementara itu, perubahan kurikulum beserta perangkatnya tidak dapat secepat  perubahan itu sendiri. Yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Untuk menyikapi dinamika perubahan di masyarakat, kiat-kiat apa sajakah yang harus diperhatikan oleh lulusan bahasa Jerman?

Kompetensi Di Dunia Kerja
      Seorang lulusan S1 yang siap memasuki dunia kerja diharapkan memiliki hard skills dan soft skills (Sailah, 2008). Adapun yang dimaksud dengan hard skills adalah semua pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah yang berupa kelulusan dengan nilai baik, dapat menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Jerman dengan baik, terampil mengoperasikan komputer dengan beberapa program, memahami dengan baik teknik pengajaran bahasa Jerman, memahami cara menerjemahkan yang baik, memahami cara memandu wisatawan, memahami cara membuat surat lamaran, menjawab surat dinas, dan semua ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Adapun soft skills merupakan kompetensi seseorang dalam menjalani hidup. Soft skills sangat dibutuhkan agar seseorang dapat hidup dengan harmonis di manapun ia berada dan apa pun masalah yang sedang dihadapinya. Soft skills apa sajakah yang perlu dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja? Berikut ini adalah soft skills yang perlu diperhatikan oleh siapa pun, baik guru, penerjemah, pemandu wisata, atau karyawan sebuah kantor.
            Demi kesuksesan dan kelanggengan bekerja di sebuah institusi Jerman, hal yang harus selalu diperhatikan adalah pahami cara bekerja dan berkomunikasi, karena perbedaan budaya dan cara pandang terhadap sebuah situasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Dalam bukunya yang berjudul „Beruflich in Indonesien“ Marlis Martin dan Alexander Thomas (2002) mengungkapkan banyak contoh yang dapat menjadi penyebab sebuah pekerjaan tidak dapat berjalan lancar bahkan terjadi ketidakharmonisan akibat salah persepsi terhadap sebuah situasi. Untuk itu, memahami interkulturelle Kommunikation menjadi kunci utama bekerja di institusi Jerman. Sahroni (Germanistentreffen, 2007), staf kedutaan Swiss memberikan informasi terkait dengan pengalamannya bekerja di kedutaan Jerman dan Swiss, bahwa kesulitan yang sering dialami oleh lulusan bahasa Jerman adalah ketika praktek menggunakan bahasa Jerman dalam pembicaraan di telepon, karena itu menjadi salah satu kemampuan yang diujikan pada penerimaan karyawan. Di samping itu, keterampilan menggunakan komputer berbahasa Jerman dengan keyboard bahasa Jerman sangat diperlukan. Kemampuan menulis bahasa Jerman yang sangat baik diperlukan jika ingin menjadi jurnalis. Ketika bekerjasama dengan orang Jerman, kemampuan mengemukakan pendapat secara langsung, mampu mengatakan „ya“ dan „tidak“, jujur dan terus terang juga menjadi kunci utama keberhasilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar