kursor

Animated Dance Dance Revolution DDR Red

Minggu, 25 Januari 2015

MENGENAL JERMAN LEBIH DEKAT (part 3)



Haaai Haaaai.. i'm comeback!!! aku balik lagi guyys. kali ini aku bawa info yg ngga kalah menarik daripada beritanya Anang-Ashanty, nih! hehe :D masih senada dengan tema sebelumnya. yaitu info seputar Deutschlaaaand! yuhuu. ngga sabar kan? Ok, langsung aja simak di bawah ini.

PUBLIC TRANSPORT
public transport (*deut : öffentliche Verkehrsmittel/ÖV) di Jerman sangat bermacam-macam. untuk kategori dalam kota (*deut : Innenstadt), pilihannya ada bus, tram (*deut : Straßenbahn) dan subway (*deut : U-Bahn). untuk kategori antar kota yg jaraknya ga terlalu jauh, ada kereta cepat (*deut : S-Bahn), kereta regional (*deut : Regionalbahn/RB) dan kereta regional express (*deut : Regionalexpress/RE). untuk kategori antar kota jarak jauh dan/atau antar negara bagian (*deut : Bundesland), pilihannya Intercity Express/ICE dan Intercity/IC.
as students, biasanya kita ga perlu mikir lagi sebelum naik ÖV karena udah punya Semesterticket. tapi ada kalanya kita nginep di rumah temen di luar kota dan perlu beli tiket. jenis tiket yg dijual juga banyak, mulai dari tiket sekali jalan (*deut : Einzelfahrt), tiket sekali jalan jarak dekat (*deut : Kurzstrecke – berlaku untuk jarak tempuh maximal 3 halte pemberhentian), tiket harian single/group (*deut : Tageskarte/Gruppentageskarte – maximal 3 orang dewasa), tiket bulanan (*deut : Monatskarte) dan bahkan tiket tahunan (*deut : Jahreskarte). harga tiket ÖV sangat bervariasi, biasanya 2.3€ – 2.6€ untuk Einzelfahrt, 1.5€ – 2€ untuk Kurzstrecke, 5€-an untuk Tageskarte dan 8€ – 15€ untuk Gruppentageskarte. di beberapa kota, Tageskarte yg dibeli di hari Sabtu bisa terus dipake sampe hari Minggu. harga Monats- dan Jahreskarte kayaknya ga terlalu relevant untuk dibahas ya.

Kegiatan lain-lain
Setelah itu mereka biasa menghabiskan waktu di Jugendzentrum, di Jugendzentrum biasanya mereka mengerjakan PR, ada yang berolahraga. Jugendzentrum tempat mereka menghabiskan waktu sepulang sekolah. Ada yang tetap tinggal di sekolah untuk mengerjakan tugas.
Organisasi
70 persen di antara orang Jerman yang berusia 14 tahun ke atas melibatkan diri secara aktif dalam kelompok, perkumpulan atau organisasi. Di samping itu 36 persen menjalankan tugas kemasyarakatan secara sukarela.




Bioskop
nonton bioskop di Jerman itu mahal banget. harga karcis nonton tuh sekitar 8-9 euro. nah disini nomat (*deut : Kinotag) bukan hari Senin, tapi Selasa. pas Kinotag harga karcisnya sekitar 6 euro. buat yg lebih seneng nonton film pake bahasa Inggris, ada yg namanya OV / original version. harga karcisnya selalu lebih mahal dari yg biasa, bisa sampe 11 euro. Mulai dari judul, pengisi suara, bahkan untuk beberapa movie, ada teks-teks yang di-edit menjadi bahasa Jerman.
Judul bukan hanya diterjemahkan langsung ke bahasa Jerman, tapi terkadang di ubah sedikit. Orang Jerman lebih suka judul yang frontal dan straight forward sama tema movie, kurang suka yang puitis ato yang aneh-aneh. di Jerman, kita harus nunggu 30 - 40 menit buat iklan. Biasanya 15-20 menit buat iklan produk, kemudian 10 menit terakhir buat trailer film-film yang akan datang.
Di beberapa bioskop kecil, yang biasanya buat art movie, ada pembawa acara yang nongol sebelum movie mulai. Karena di bioskop ini ga ada iklan, pembawa acara inilah yang memberi informasi tentang movie-movie mendatang, sekilas info mengenai movie yang akan ditonton, spesial event, dan bahkan memberikan kuis yang berhadiah CD soundtrack atau tiket gratis.
Meraih mimpi, killers, laskar pelangi


Pada umumnya orang Jerman lebih suka meluangkan waktu untuk jalan-jalan di taman dari pada ke mall. Mereka biasanya hanya pergi belanja kalo memang ada keperluan tertentu dan bukan hanya untuk jalan-jalan. Berbeda dengan orang Indonesia, yang sedikit-dikit pergi ke mall biasanya untuk refresing. Jarang sekali orang Indonesia mau pergi jalan-jalan, bisanya menggunakan motor ataupun mobil.

Biasanya orang Jerman setidaknya dalam satu tahun pergi berlibur. Untuk itu mereka lebih memilih mengeluarkan uang untuk berlibur dari pada membeli barang mahal. Orang Jerman juga tidak selalu membeli oleh-oleh atau barang di tempat mereka berlibur. Selain itu orang Jerman senang pergi ke museum, tempat bersejarah, dan outdoor. Berbeda dengan orang Indonesia yang terkadang menghabiskan uangnya untuk membeli barang-barang mahal, yang tidak perlu sebenarnya dibeli.

Pada hari minggu karena toko, supermarket, dan perkantoran tutup jadi sebagian besar orang Jerman tinggal di rumah. Biasanya hari minggu juga digunakan oleh orang Jerman untuk jalan-jalan ke taman atau naik sepeda.

berjemur jadi hobby baru setelah ngerasain winter. bukan sombong atau pongah, tapi semua yg udah ngerasain setahun pertama di Jerman pasti tahu bahwa sinar matahari adalah barang langka. dalam setahun paling max 3 bulan kita ngerasain hari-hari yg konstan dapet sinar matahari. sisanya mendung, berawan atau berkabut.

Hiking
Harz adalah pegunungan tertinggi Jerman utara yang tingginya kurang dari 2000 m. Pegunungan yang paling tinggi di Harz adalah Brocken tingginya 1.141m (baca dari wikipedia). Brocken paling banyak di kunjungi oleh para turis baik di musim dingin atau dimusim lainnya, baik yang ingin main ski ataupun hiking. Sebagian besar wilayah Harz adalah taman nasional, yang terletak antara jerman barat yaitu Niedersachsen dan jerman Timur yaitu Sachsen-Anhalt dan Thueringen.
Tempat main ski yang biasa di kunjungi di Harz adalah (untuk melihat tempat skinya terbuka atau tidak bisa diklik nama kotanya) :  
1. Osterode-Lerbach
2. Hahnenklee
3. Clausthal-Zellerfeld
4. Schulenberg Altenau
5. Sonnenberg St.Andreasberg
6. St.Andreasberg(Ort)
7. Torfhaus
8. Braunlage

Bagusnya freiburg deket sama black forest, cuma satu jam naik kereta. pemandangan disana bagus, hutannya masih banyak, kebanyakan hutan provinsi dan privat, landscapenya sangat teratur. Hal yang ngga saya sangka, ternyata jerman lebih hijau daripada Indonesia. Kalo disini kawasan hutan yang hanya 30% dari total luas negara, benar2 ditutupi sama pohon2 besar. Kalo di Indonesia katanya 50% dari luas daratan tapi isinya kebanyakan semak belukar dan alang-alang. Malu atuh...
jalan-jalan ke flohmarkt (pasar loak) juga menyenangkan. di sana bisa nyari macem-macem, dari buku, pakaian, sepatu, peralatan masak, alat elektronik dlsb, dengan harga cukup murah.

Sonnenbad
Saat hari panas lapangan rumput di Taman Raya Friedrichshain di Berlin tidak nampak lagi karena dipenuhi tilam. Banyak yang hanya mengenakan bikini berjemur di bawah terik matahari agar kulitnya berwarna kecoklatan. Bagi banyak mahasiswa asing, fenomena ini jadi gegar budaya pertama. Yang lainnya hanya sekedar duduk-duduk menikmati cuaca bagus. Ada satu hal yang tidak boleh tertinggal jika bersantai di taman saat hari panas yaitu alat pemanggang. Setiap orang membawa sesuatu untuk meramaikan acara barbeque. Ada yang membawa selada, sosis dan tentu tidak ketinggalan alat panggangan dengan arang kayu.

Flohmarkt
Pasar seperti ini biasanya hanya ada di waktu-waktu tertentu, misalnya pada akhir pekan. Harga barang-barang yang ditawarkan di pasar ini sangat terjangkau. Bahkan, di pasar seperti inilah biasanya kita bisa sepuasnya melakukan tawar-menawar harga dengan si pedagang. Tapi jangan salah, meskipun barang-barang yang dijual di pasar loak di Jerman adalah barang-barang bekas, namun, barang-barang tersebut tentu saja masih dalam kondisi yang layak!
Yap, pasar loak di Jerman selalu ada jadwalnya. Contoh, tanggal 1 tempatnya ada di Barmbek, dan menjual barang-barang antik. Nanti tanggal 2 pindah ke pusat kota, dan barang yang dijual pun bisa berbeda. Jadwal tiap bulan pasti berubah. Tapi ada juga yang jadwalnya harian, seperti hari Sabtu, Minggu, Rabu, atau Jumat. Pasar harian itu mengingatkan saya pada pasar Sabtuan, atau Rabuan di Jember. Cuma disini tempatnya lebih menyebar. Contohnya: hari Sabtu ada pasar loak barang-barang antik di pusat kota. Lalu ada pasar buku di Eirnsbuttel. Ada juga pasar di St. Pauli, Wandsbek, dll.
Suasana pasar loak ini begitu riuh. Ada banyak barang dagangan. Tak jauh beda dengan di Indonesia. Ada beberapa lapak yang menjual barang bagus dan bermanfaat. Ada pula lapak yang menjual barang remeh temeh seperti sirkuit komputer, CPU bekas, atau kaset jadul dalam bahasa Jerman. Entah apa ada yang beli atau tidak.
Rata-rata para penjual ini menjual barang mereka sendiri yang sudah tidak terpakai. Termasuk baju. Kalau di Jember, kita mengenal yang namanya babebo, alias baju bekas bos, yang biasa mangkal di depan perumahan Mangli Permai tiap hari Jumat-Minggu. Para pedagang itu kulakan dulu, baru dijual lagi. Beda dengan para penjual baju disini. Rata-rata para penjual ini menjual baju yang pernah mereka pakai. Garage sell istilahnya.

Saya sih kurang tertarik dengan baju-baju itu. Soalnya disini para penjualnya seperti tak niat menjual. Sebagian besar baju hanya ditaruh apa adanya, kusut masai. Beda dengan di Jember yang dipajang dengan rapi.

Saya lalu mengalihkan perburuan pada buku bekas. Mencari buku bekas berbahasa Inggris di Jerman rupanya rada susah. Saya berkali-kali mendapat gelengan kepala ketika menanyakan stok buku bahasa Inggris pada sang penjual. Untunglah saya dapat beberapa buku bekas dengan kualitas baik dan harga murah meriah.

"Pak, yang ini berapa harganya" tanya saya pada seorang penjual sembari mengacungkan Cigar Cool, sebuah buku mengenai kultur rokok dan juga penanaman tembakau. Buku itu full colour, hard cover pula. Selain itu saya juga mengacungkan The Asia Collection, buku hard cover fulll colour yang berisi resep-resep serta sejarah masakan Asia.

Biasanya informasi flohmarkt ini saya dapatkan dari poster-poster yang ditempel di tiang listrik sekitar stasiun atau di tempat pemberhentian bis. Atau bisa juga kita dapatkan dari websitenya.

Karena masih bego bahasa Jerman, biasanya saya ambil foto posternya dengan kameraku, setelah itu di rumah buka kamus bhs Jerman, atau minta tolong Mbah Google untuk terjemahkan ke Bhs Inggris. Kemudian saya cari lokasinya dengan googlemap, lalu dengan meminjam sepeda Ibu Kost, saya berangkat ke lokasinya.
Kunjungan ke pasar loak buku bekas terlihat diminati dan bahkan ramai. Penjualan buku ini didasarkan berat per kgnya. 1 kg untuk 2 Euro saja.

Begitu sampai di Flohmarkt, saya pun dibuat heran. Tidak hanya para imigran atau warga asing yang suka belanja di sini, tapi juga penduduk lokal Berlin. Saya melihat beberapa bule begitu teliti memilih-milih barang. Tidak hanya baju, segala perabotan dari piring, karpet, sampai sofa-sofa cantik ada di pasar ini. Biarpun second-hand, namun rata-rata barangnya masih bagus dan layak pakai. 
Ternyata, orang Jerman mempunyai kebiasaan memakai barang hanya beberapa tahun saja. Mereka mudah sekali bosan. Dan jika bosan, mereka hanya perlu membeli yang baru dan menjual barang yang lama dengan harga murah. Jika malas menjualnya, mereka cukup menaruh barang-barang tersebut di gudang atau dikasihkan orang lain.
Di Berlin, pasar semacam ini terdapat di banyak tempat. Biasanya diselenggarakan di lahan luas semacam parkiran mall atau di park-park tertentu. Flohmarkt terbesar di Berlin biasanya di selenggarakan di Havelpark setiap dua minggu sekali tepatnya pada hari Minggu. Lokasinya berada di depan sebuah mall besar, dan memiliki lahan yang sangat luas sehingga bisa menampung ratusan stand. Disediakan bis gratis dari halte Spandau setiap satu jam sekali.
Jika musim panas, pasar ini sangat ramai. Bahkan ada beberapa pembeli yang berangkat dari jam 7 pagi. Karena semakin pagi anda datang, maka semakin bagus  barang yang anda dapat. Umumnya Flohmarkt buka dari jam 7 pagi sampai 3 sore. Pihak penyelenggara akan memberi pengumuman lewat website jika tidak jadi diselenggarakan karena berbagai alasan. Tak terkecuali ketika musim dingin, tepatnya pada bulan November sampai Februari, pasar ini akan tutup.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar